Cara Membuat Case Report yang Sukses & Contohnya

1. Memilih Kasus yang Tepat

  • Harus ada diagnosis yang jelas
    Hindari kasus yang masih “mungkin” atau belum pasti. Harus ada bukti (pemeriksaan fisik, lab, imaging, atau histopatologi) yang mendukung diagnosis.

  • Tidak harus kasus langka
    Kasus umum dengan presentasi yang unik tetap bisa diterima.

  • Cari mentor/pembimbing
    Tanyakan pada residen/attending apakah kasus tersebut “layak dijadikan case report”. Minta mereka bantu mereview abstrak kamu.


2. Menulis Abstrak

Sebagian besar konferensi menyediakan format baku: Pendahuluan – Kasus – Diskusi – Kesimpulan. Tulis dulu semua isinya, lalu potong karakter sesuai batas (biasanya 1500–3000 karakter).

✅ JUDUL

  • Jangan lebay atau lebay-lucu

  • Hindari kalimat metafora seperti “serigala berbulu domba”, dll.

  • Gunakan judul yang langsung menjelaskan keunikan kasus
    Contoh:
    ❌ “Bukan sekadar wajah plethoric”
    ✅ “Sindrom Vena Kava Superior dengan manifestasi hematemesis masif akibat varises esofagus”

✅ PENDAHULUAN

  • Jangan cerita pasien dulu.

  • Jelaskan kenapa kasus ini penting, latar belakang singkat, dan insight apa yang bisa diambil.

✅ PRESENTASI KASUS

  • Fokus pada data yang relevan untuk mendukung poin utama.

  • Tidak perlu menceritakan semua detail di rumah sakit (misalnya: pasien sempat code, masuk ICU 5 hari, dll).

  • Tulis dengan alur logis dan ringkas. Bisa menggunakan alur kronologis atau format HPI.

✅ DISKUSI

  • Ini bagian untuk mengedukasi pembaca.
    Baca literatur yang banyak! Mulai dari artikel review, lanjut ke jurnal-jurnal referensinya.

  • Kuasai epidemiologi, gejala khas, patofisiologi, diagnosis, penatalaksanaan, hingga prognosis.

  • Fokus pada pelajaran utama yang kamu dapatkan dari kasus ini.

✅ KESIMPULAN

  • Tegaskan kembali mengapa kasus ini penting.

  • Apa pesan klinis yang bisa diambil oleh pembaca?

  • Contoh: “Waspadai varises esofagus pada pasien SVC syndrome yang berat, karena penanganannya tidak cukup hanya dengan TIPS.”

✅ REFERENSI

  • Simpan daftar referensi meskipun tidak ditampilkan di abstrak.

  • Untuk poster, cukup tampilkan 2–3 referensi utama yang paling relevan dan tepercaya.


️ 3. Gambar / Ilustrasi Klinis

  • Pilih gambar klinis atau radiologi yang kuat dan menjelaskan kasus.

  • Pastikan kualitas cetaknya bagus (tidak terlalu gelap atau terlalu terang).

  • Cetak uji coba lebih awal untuk memastikan kualitas visual.


4. Mengubah Abstrak Menjadi Poster

  • Gunakan struktur yang sama: Pendahuluan, Kasus, Diskusi, Kesimpulan.

  • Gunakan poin-poin (bullet points), bukan paragraf panjang.

  • Gunakan warna yang menarik namun profesional (biru, hijau tua, abu netral – hindari full putih atau abu-abu semua).

  • Tambahkan logo institusi dan nama pembimbing.

  • Ketahui ukuran poster yang diwajibkan konferensi dan sesuaikan saat mencetak.

  • Cetak lebih awal! Untuk antisipasi kesalahan ukuran atau kualitas cetakan.


Tips Akhir

  • ✂️ Singkat & padat!

  • Langsung ke poin penting.

  • Jadi ahli topik kasusmu untuk sesaat.

  • Fokus ke apa yang bisa dipelajari pembaca.

 

GAMBAR DESAIN CASE REPORT

HOME
WA DESAIN
Scroll to Top